Laporan Praktikum Pemodelan
LAPORAN PRAKTIKUM
PEMODELAN
ANALISIS DATA ARUS DENGAN
MENGGUNAKAN SOFTWARE SMS
Dilaksanakan
dan disusun sebagai syarat untuk mengikuti ujian
praktikum (Responsi) pada mata kuliah Pemodelan Tahun Ajaran 2016/2017
oleh :
Nama :
Rois Ferdinansyah
NIM :
H1K014008
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PURWOKERTO
PURWOKERTO
2016
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Definisi Arus
Arus merupakan gerakan mengalir suatu massa air yang
dapat disebabkan
oleh tiupan angin, atau karena perbedaan dalam densitas air laut atau pula disebabkan oleh
gerakan bergelombang panjang. Arus yang disebabkan oleh pasang
surut biasanya lebih banyak diamati di perairan pantai terutama pada selat-selat
yang sempit dengan kisaran pasang surut yang tinggi. Di laut yang terbuka,
arah dan kekuatan arus di lapisan permukaan sangat banyak ditentukan oleh
angin (Nontji, 1987).
Menurut Bernawis (2000), arus merupakan gerakan
horizontal atau vertikal dari massa air menuju kestabilan yang terjadi secara
terus menerus. Gerakan yang terjadi merupakan hasil resultan dari berbagai
macam gaya yang bekerja pada permukaan, kolom, dan dasar perairan. Hasil dari
gerakan massa air adalah vector yang mempunyai besaran kecepatan dan arah. Ada
dua jenis gaya yang bekerja yaitu eksternal dan internal Gaya eksternal antara
lain adalah gradien densitas air laut, gradient tekanan mendatar dan gesekan
lapisan air
1.2. Faktor
Pembangkit Arus
Menurut Bernawis (2000), faktor pembangkit arus
permukaan disebabkan oleh
adanya angin yang bertiup di atasnya. Tenaga angin memberikan pengaruh terhadap arus permukaan
(atas) sekitar 2% dari kecepatan angin itu sendiri. Kecepatan arus ini akan
berkurang sesuai dengan makin bertambahnya kedalaman perairan sampai
pada akhirnya angin tidak berpengaruh pada 8 kedalaman 200. Ketika
angin berhembus di laut, energi yang ditransfer dari angin ke batas permukaan,
sebagian energi ini digunakan dalam pembentukan gelombang gravitasi
permukaan, yang memberikan pergerakan air dari yang kecil ke arah perambatan
gelombang sehingga terbentuklah arus di laut. Semakin cepat kecepatan
angin, semakin besar gaya gesekan yang bekerja pada permukaan laut, dan
semakin besar arus permukaan. Dalam proses gesekan antara angin
dengan permukaan laut dapat menghasilkan gerakan air yaitu pergerakan air
laminar dan pergerakan air turbulen (Supangat, 2003). Sorensen (1991) menambahkan, bahwa berbagai arus di
perairan pantai dapat disebabkan oleh angin, aliran dari sungai atau oleh
pasang surut, tetapi kebanyakan arus perairan pantai merupakan aliran menyusur
pantai. Arus sepanjang pantai (longshore current) dapat juga ditimbulkan
oleh gelombang yang pecah dengan membentuk sudut terhadap garis pantai. Arus
ini terjadi di daerah antara gelombang pecah dan garis pantai. Parameter terpenting
dalam menentukan kecepatan arus sepanjang pantai adalah tinggi dan sudut datang
gelombang pecah
1.3. Jenis-jenis Arus
Berdasarkan
penyebab terjadinya arus dibagi menjadi
:
1.
Arus Ekhman
Arus
ekhman adalah arus yang dipengaruhi oleh angin. ,
arus yang ditimbulkan oleh angin mempunyai kecepatan yang berbeda menurut
kedalaman. Kecepatan arus yang dibangkitkan oleh angin memiliki perubahan yang
kecil seiring pertambahan kedalaman hingga tidak berpengaruh sama sekali.
2.
Arus Thermohaline
Adalah
arus yang dipengaruhi oleh densitas. Perubahan densitas timbul karena
adanya perubahan suhu dan salinitas anatara 2 massa air yang densitasnya tinggi
akan tenggelam dan menyebar dibawah permukaan air sebagai arus dalam dan sirkulasinya
disebut arus termohalin (thermohaline circulation)
3.
Arus Pasut
Yaitu arus yang dipengaruhi oleh
pasang dan surutnya air laut. Arus yang disebabkan oleh gaya tarik menarik
antara bumi dan benda benda angkasa. Arus pasut ini merupakan arus yang gerakannya
horizontal.
4.
Arus Geostropik
Yaitu arus yang dipengaruhi oleh gradien tek anan
mendatar dan gaya coriolis.
Berdasarkan
kedalaman arus dibagi menjadi :
1.
Arus permukaan
Adalah
arus di permukaan air dan bergerak secara horizontal yang disebabkan oleh pola
sebaran angin.
2.
Arus dalam
Adalah arus yang terjadi jauh
didasar kolom perairan. Arah arus tidak jelas karena terjadi akibat perubahan
densitas air laut.
Berdasarkan suhu arus dibagi menjadi :
1.
Arus panas
Adalah
arus yang suhunya lebih panas dari wilayah yang dilaluinya.
2.
Arus dingin
Adalah
arus yang suhunya lebih dingin dari wilayah yang dilaluinya.
BAB II. TUTORIAL MODEL ARUS
Tutorial pemodelan arus menggunakan software SMS 8.1. Berikut adalah
langkah langkah dalam pemodelan arus menggunakan software SMS 8.1
Digitasi
1.
Instal sofware SMS 8.1 kemudian setelah selesai buka aplikasi SMS 8.1
2.
Buka file peta yang berformat JPEG melalui toolbar File kemudian pilih Open kemudian
pilih peta yang akan dimodelkan, pada kali ini file peta bernama “Peta
Digitasi” maka pilih peta sesuai direktori file tersebut
3.
Registerkan peta dengan memilih Toolbar image kemudian pilih Manage dan
selanjutnya pilih Register.
4.
Atur Koordinat berdasarkan posisi pasti yang terdapat pada Google Earth baik paa titik 1, 2 maupun 3. Selaraskan juga
pin yang ada pada peta pada toolbox register sesuai tanda pada peta.
5.
Tahap selanjutnya adalah digitasi peta. Digitasi pada peta dilakukan
menggunakan Toolbox yang ada pada samping kanan peta
6. Untuk
memulai digitasi pada peta gunakan Map Module yang berlogo arah mata angin
kemudian lanjut ke bagian bawah modul yaitu pilih Create Feature Arts kemudian
pilih pada area peta yang digunakan pada pemodelan
7.
Mulai digitasi dengan melingkari area yang akan dibuat model arusnya (Area
Laut)
8. klik
pada keempat sudut pada area lautnya kemudian pilih Toolbar Feature Object
kemudian Convert tipe titik yaitu dengan memilih node to vertices. Kemudian
lanjutkan pada keempat sudutnya.
9. Klik
menu Feature Object, pilih Coverage, ganti Typenya menjadi ADCIRC
10. Ganti
domain
11.
Kemudian pilih Select Feature Art yaitu digunakan untuk memilih garis kemudian
convert menjadi ocean melalui Toolbar Feature Object kemudian pilih coverage
dan pilih Boundary type Ocean pada Feature art/garis yang berada di laut. Untuk
garis yang ada di darat/pesisir pantai pilih Island Barrier sebagai Boundary
tipenya.
12. Pada
peta kecil sebelum boundary dilakukan maka harus menjadikan peta menjadi
Feature Polygon yaitu dengan memilih select feature polygon
13.
Pilih pada area laut kemudian masuk ke Toolbar Feature Objects kemudian pilih
build Polygon. Lalu pilih pulai yang kecil kemudian masuk ke Toolbar Feature Objects
kemudian pilih Clean untuk menghapus Area pulau kecil karena pulau yang kecil
tidak termasuk dalam area yang akan dimodelkan arusnya.
14.
Pilih Select Feature Art lagi kemudian pilih garis yang melingkari pulau kecil
dan klik 2 kali maka akan muncul Boundary type kemudian pilih Island
15.
Digitasi selesai
Merapihkan Data
1. Buka
file ADCP timur liran menggunakan software Microsoft Excel
2.
Jika belom rapi maka rapikan menggunakan menu Text to Column yang ada di
Microsoft Excel sesuai format region yang digunakan pada PC
3. Sorting
data dengan menghapus baris yang berisi nilai speed 1 lebih dari 1 dengan nilai
kelebihan yang banyak
4. Copy
date time, speed#1, dir#1.5m pada sheet lembar kerja baru, dengan tambahan
kolom U dan V (U = arus vertical, V = arus horizontal)
5. Kolom
U diisi menggunakan rumus Speed x Cos (Radians Direction), misalnya
=B2*COS(RADIANS(C2))
6. Kolom
V diisi menggunakan rumus Speed x Sin (Radians Direction)misalnya
=B2*SIN(RADIANS(C2)). Lakukan hingga speed#7 (setiap speed beda sheet)
7. Gabungkan
semua sheet pada sheet baru dengan date time dipisah pada kolom berbeda antara
tanggal, bulan, tahun, jam, menit, detik. Pilih book kolom date&time, pilih
menu data, klik text to columns. Centang Space dan Other, masukkan symbol /
(garis miring) pada other. Lalu jam dipisahkan dengan cara yg sama, ditambah
setiap kolom dijadikan Text
8. Tambah
kolom baru dengan judul U1 hingga U7, lalu V1 hingga V7. Copykan nilai U dan V
yang telah didapat, kemudian klik kanan dan pilih icon yang ada nomor “123”nya
Memasukkan Data Batimetri
1. Klik
file, open, pilih file batimetri yg xyz
2. Start
import pada row 1, pilih next, ganti scatter set, dan pilih finish
3.
Pilih mesh module pada Toolbox sebelah kiri, kemudian lanjut ke scatter module,
klik select feature point, pada jaring merah diluar area dari yang akan
dimodelkan dihapus
4.
Selanjutnya klik scatter kemudian pilih interpolate to scatter, to scatter
grid, lalu area diperbesar agar semua titik merah tercakup
5.
Pilih Option, kemudian klik elevation, ubah new data set name menjadi
_interpolate, kemudian pilih Ok
6. Klik
Feature object, klik map 2d mesh. Klik garis ocean, klik mesh module, klik
select nodestring, pilih menu nodestring, kemudian renumber
7.
Ubah tampilan display melalui Klik display option, kemudian pilih scatter,
uncheck points (untuk menghilangkan titik merah). Klik mesh model, klik ACDIRC,
model control
8.
Pilih Find center, kemudian beri centang pada semua terms, kemudian option pada
terms, (0,05; 12; 12; 0,02). Pilih Lateral 3, masuk time control, ganti time
setup jadi 3, constituent ganti jadi global elevation, output every ganti menjadi
10
9.
Ulangi langkah diatas pada konstituen velocity
10. Masuk
ke tidal force, (M2, N2, S2, O1, K1), klik new pada tidal potential, klik M2,
day disesuaikan dengan data yang telah diolah. Ulangi langkah tadi pada N2, S2,
O1, K1
11.
Klik forcing frequencies, klik copy potential kemudian save pada folder
12.
Pilih File, kemudian import file dan pada file of type diganti menjadi 63, klik
fort 63, open, pilih add to solution set, ok.. Ulangi pada data ke 64
13.
Kemudian Klik water surface (63), dan pilih done
14. Klik
display option, uncheck nodes, element, nodestrings, check conturs dan vector.
Masuk ke contour option, number of contour ganti 25. Centang specify range
masukkan min -0,06 max 0,10. Pindah tab vector, kemudian kolom shaftlength isi
min 10 max 40. Display vector diganti menjadi on a grid, kemudian hilangkan
legend
15.
Langkah selanjutnya klik pada Display option, contour option, ganti kolom
contour method menjadi color fil.
Pemfilman Model
1.
Untuk memfilmkan model arus yang telah dibuat maka langkah awal adalah Klik
data, kemudian pilih film loop, pilih skalar dan vektor kemudian klik finish. Panah
menunjukkan arah arus, warna menunjukkan volume air
2. Klik
feature objects, klik coverage, klik new, ganti nama jadi observation, ganti
type jadi Observation, ok
Melihat keakurasian model
1.
Buka feature objects, pilih attributes, ganti nama menjadi velocity, module 2d
mesh, dataset diganti dengan velocity (64)
2.
Pada Observation point ganti nama menjadi ADCP Liran, color ganti (bebas),
observed value diganti menjadi 3,5;
conf. int 0,25; conf. (%) 95; x 125.776669 y -8.01489
3.
Pada Point yang sudah kebentuk diklik, kemudian masuk ke observasi, nama diganti
menjadi WSE, dan dataset menjadi water surface. Pada Jendela sebelumnya, Trans diberi
centang, kemudian pada active yang pertama centang, selanjutnya adalah memasukan
nilai yang ada pada file excel satu per satu
4. Klik
pada plot wizard, kemudian pilih next, pilih velocity, kemudian finish.
5.
Pada Plot wizard, plot type diganti menjadi error summary, kemudian pilih ok. Jika
nilai lebih dari 15 maka data tidak
akurat.
BAB III. ANALISA DATA
Perubahan arah vektor menunjukkan
perubahan arah arus perubahan arah arus terjadi secara kontinyu berdasarkan
waktu. Widyastuti et al (2010) menyatakan bahwa
kondisi arus perairan Maluku cukup kuat pada tahun 2005 karena adanya arus yang
bergerak dari benua Asia ke Benua Australia. Dari visualisasi diatas dapat diketahui jika tanda panah meninggalkan
daratan dan air berwarna merah maka berarti
kondisi perairan sedang surut, sedangkan jika kondisi perairan berwarna biru
dan tanda panah menunjukan wana biru maka kondisi air sedang pasang.
Warna
menunjukkan ketinggian dari permukaan air laut dimana jika warna semakin merah
maka tinggi permukaan air laut kecil dan sebaliknya jika warna semakin biru
menunjukkan bahwa tinggi permukaan laut tinggi. )
sirkulasi atau dinamika pada air laut selalu terjadi secara kontinu. Sirkulasi
dapat terjad di permukaan maupun kedalaman (Marpaung
dan Prayogo, 2014).
Perbedaan yang terjadi dari hasil simulasi dengan hasil
pengukuran dan atau data hasil ramalan bisa disebabkan oleh banyak faktor, diantara
yaitu input data pada saat simulasi yang tidak memperhitungkan faktor angin,
input koefisien gesekan dasar yang bukan dari hasil pengukuran dan nilai
kedalaman yang diinterpolasi di semua area simulasi (Mawarda, 2010).
BAB IV. KESIMPULAN
Dari pembahasan mengenai praktikum pemodelan arus
menggunakan software SMS 8.1 dapat disimpulkan bahwa pemodelan arus dimulai
dari tahap pensortiran data kecepatan dan arah arus kemudian dilanjutkan dengan
digitasi dan pemasukan data batimetri dan terakhir adalah verifikasi yang dapat
dilakukan dengan bantuan software MATLAB.
DAFTAR PUSTAKA
Bernawis,
L.I. 2000.
Temperature and Pressure Responses on
El-Nino 1997 and. La-Nina 1998 in Lombok Strait. Proc. The JSPS-DGHE
International.
Marpaung,
S., dan Prayogo, T. 2014. Analisis Arus Geostropik Permukaan Laut Berdasarkan
Data Satelit Altimetri. Seminar Nasional
Penginderaan Jauh; Deteksi Parameter Geobiofisik dan Diseminasi Penginderaan
Jauh.
Mawarda ,
Netty Kurniawati dan T. Zia Ulqodry. 2010. Simulasi pemodelan arus pasang surut
di kolam Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta menggunakan perangkat lunak SMS 8.1 (Surface-water
Modeling System 8.1). Maspari Journal
01 : 48-52.
Nontji, A. 1987. Laut
Nusantara. Penerbit Djambatan. Jakarta.
Sorensen
, E.M.B 1991.
Metal Polsoning in Fish Volume II.
CRC Press Boca Ann Arbor, Boston.
Supangat, A dan Susanna. 2003. Pengantar Oseanografi. Pusat Riset Wilayah Laut dan Sumberdaya Non
Hayati Badan Riset Kelautan dan Perikanan.
Widyastuti, R. Handoko, Y. E. Suntoyo. 2010. Pemodelan Pola Arus
Laut Permukaan di Perairan Indonesia Menggunakan Data Setlit Altimetri Jason-1.
Tugas Akhir. Fakultas Teknik
Kelautan. Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya.
LAMPIRAN
assalamualaikum,,
BalasHapusbang,,aq abdul mahasiswa ilmu kelautan universitas halu oleo, sultra. aq tertarik dengan pemodelan juga, tapi dikampus saya masih sangat asing dengan dunia pemodelan. boleh berbagi ilmunya dong,,,