LAPORAN PRAKTIKUM IKHTIOLOGI SISTEM PENCERNAAN IKAN
SISTEM PENCERNAAN IKAN
Disusun oleh :
Kelompok 3
Asisten :
reggys
LAPORAN
PRAKTIKUM IKHTIOLOGI
JURUSAN
PERIKANAN DAN KELAUTAN
FAKULTAS
SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2014
I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Ikan di definisikan sebagai hewan bertulang belakang yang hidup di air
dan secara sistematik ditempatkan pada filum chordata dengan karakteristik
memiliki insang yang berfungsi untuk mengambil oksigen terlarut dari air dan
sirip digunakan untuk berenang. Ikan dapat ditemukan hampir disetiap perairan
di dunia dengan bentuk dan karakter yang berbeda-beda (Rasyid, 2012).
Sistem pencernaan (digestive system)
adalah sistem yang terdiri dari pencernaan saluran dan organ-organ lain yang
membantu tubuh memecah dan menyerap makanan. Organ-organ dalam system
pencernaan di luar saluran pencernaan (disebut organ pencernaan aksesori)
adalah lidah, kelenjar ludah, hati, pancreas dan kandung empedu. Bagian dari
system saraf (yang disebut system saraf eneterik) dan perdaran darah juga
berperan penting dalam system pencernaan (Rasyid, 2012).
Proses digesti memerlukan waktu dalam mencerna atau
memecah makanannya. Laju digesti adalah laju kecepatan pemecahan makanan dari
molekul yang kompleks ke molekul yang lebih sederhana dan kemudian akan
diabsorpsi oleh tubuh dalam bentuk glukosa, asam lemak, gliserol serta
nutrisi-nutrisi lain. Laju digesti yang terjadi didalam lambung dapat diukur
dengan mengetahui laju pengosongan isi lambung (Kimball,2006).
Setruktur alat pencernaan berbeda-beda dalam
berbagai jenis hewan, tergantung pada tinggi rendahnya tingkat organisasi sel
hewan tersebut serta jenis makanannya. Pada hewan invertebrata alat pencernaan
makanan umumnya masih sederhana, dilakukan secara fagositosis dan secara
intrasel, sedangkan pada hewan vertebrata alat pencernaanya sudah sempurna yang
dilakukan secara ekstrasel (Gunarso, 2009).
Alat pencernaan ikan
terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan
pada ikan dimulai dari rongga mulut (cavum oris). Pada rongga mulut
terdapat gigi-gigi kecil yang berbentuk kerucut pada geraham bawah dan lidah
pada dasar mulut yang tidak dapat digerakkan. Lidah ikan banyak menghasilkan
lendir, tetapi tidak menghasilkan ludah (enzim). Dari rongga mulut, makanan
masuk ke esophagus melalui faring yang terdapat di daerah sekitar insang
kemudian makanan di dorong masuk ke lambung. Lambung ikan pada umumnya membesar
dan tidak memiliki batas yang jelas dengan usus. Dari lambung, makanan masuk ke
usus yang berupa pipa panjang berkelok-kelok dan sama besarnya. Usus bermuara
pada anus (Rasyid,2012).
1.2 Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat mengenal bagian-bagian dari alat pencernaan
makanan dari beberapa jenis ikan yang termasuk dalam kelompok herbivore,
karnivora dan omnivora.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Pola sistem pencernaan pada hewan
umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri atas mulut, faring, esofagus,
lambung, dan usus. Namun demikian struktur alat pencernaan berbeda-beda dalam
berbagai jenis hewan, tergantung pada tinggi rendahnya tingkat organisasi sel
hewan tersebut serta jenis makanannya. Pada hewan invertebrata alat pencernaan
makanan umumnya masih sederhana, dilakukan secarafagositosis dan secara
intrasel, sedangkan pada hewan-hewan vertebrata sudah memiliki alat pencernaan
yang sempurna yang dilakukan secara ekstrasel. Struktur alat pencernaan
berbeda-beda dalam berbagai jenis hewan, tergantung pada tinggi rendahnya
tingkat organisasi sel hewan tersebut serta jenis makanannya (Eliyta, 2011).
Pada hewan invertebrata alat
pencernaan makanan umumnya masih sederhana, dilakukan secara fagositosis dan
secara intrasel, sedangkan pada hewan-hewan vertebrata sudah memiliki alat
pencernaan yang sempurna yang dilakukan secara ekstrasel. Saluran pencernaan
terbentang dari bibir sampai dengan anus. Bagian-bagian utamanya terdiri dari
mulut, hulu kerongkongan, kerongkongan, lambung, usus kecil dan usus besar.
Panjang dan rumitnya saluran tersebut sangat bervariasi diantara spesies. Pada
karnivora relatif pendek dan sederhana akan tetapi pada herbivora adalah lebih
panjang dan lebih rumit.Pada beberapa herbivora (kuda dan kelinci) lambungnya
relative sederhana dan dapat disamakan dengan lambung karnivora sedangkan usus
besarnya, terutama sekum lebih luas dan rumit dari yang dipunyai karnivora.
Sebaliknya pada herbivora lain (sapi, kambing, domba), lambungnya (sistem
berlambung majemuk) adalah besar dan rumit, sedangkan usus besarnya panjang
akan tetapi kurang berfungsi (Eliyta, 2011).
Pada umumnya sistem pencernaan itu ada 2 bagian yaitu:
1.Tractus
digestifus (tractus allimentarus)
2.Glandula
digestori
a. Organ–organ pada tractus digestifus:
1. Faring
Lapisan dindingnya terdiri dari
embran mucosa (selaput lendir), jaringan pengikat padat dengan banyak serabut,
kelenjar mucosa murni, dan lapisan otot. Fungsi dari faring adalah penghubung
antara cavum oris dengan tractus yang lain.
2. Esophagus
Panjang sekitar 25 cm. berlokasi
disebagian rongga dada, 2–4 cm di bawah diafragma. Berfungsi untuk mengangkut
makanan dari mulut. Tersusun dari membrane mucosa, jaringan pengikat longgar,
lapisan otot, dan jaringan pengikat. Kelenjar esophagus adalah kelnjar esophagus
proria, kelenjar esophagus cardiaca. Fungsi dari kelenjar esophagus adalah
mengangkut makan dari mulut.
3. Lambung
Merupakan bagian dr sal pencernaan yg dpt mengembang.
Terletak terutama didaerah epigastrik & sebagian di daerah hipokondrik
bagian kiri. Bagian-bagian lambung :
1.
Fundus
2.
Korpus
3.
Antrum pilorus
4.
Kurvatura minor
5.
Kurvatura mayor
Lambung
berhubungan dengan esophagus melalui orifisim kardiak dan dengan duodenum
melalui orifisium pylorus.Lapisan dari
lambung :
1.
Lapisan mukosa / selaput lendir
2.
Lapisan sub mukosa
3.
Lapisan otot adalah Muscular longitudinal, circulair, dan oblique.
4.
Lapisan serosa
Fungsi
lambung adalah menerima makanan dari esofagus melelui spingter kardiak dan menampungnya
sementara dan mencairkan makanan serta mencampurnya dengan getah lambung.
5. Usus halus
Berbentuk
tabung dengan panjang lebih dari 6 m memanjang dari lambung sampai katub ilioseikum.
6. Usus besar
Panjangnya
+ 1,5 m, dimulai dari kantong yang mekar dimana terdapat “Apendix vermiformis”
sampai dengan anus.Fungsi usus besar absorbsi air, tempat tinggal bakteri
E.Coli, dan tempat feses.
7. Appendix vermicularis
Bagian
dari usus yang berbentuk corong, mempunyai lapisan yang sama dengan usus
lainnya, hanya pada lapisan sub mukosa berisi sejumlah besar jaringan limfe
yang berfungsi sebagai pertahanan tubuh.
8. Rectum
Terletak
dibawah kolon sigmoid yang
menghubungkan usus besar dengan
anus. Terletak didalam rongga pelvis didepan os sakrum dan os koksigis.
9. Anus
Anus merupakan ujung dari saluran pencernaan.
Pada ikan bertulang sejati anus terletak di sebelah depan saluran genital (Eliyta, 2011).
b. Organ-organ pada Glandula digestori
1. Hepar
Merupakan kelenjar pencernaan yang
terbesar. Menghasilkan bilus yang dicurahkan ke duodenum, kelebihan bilus yang disimpann
di dalam vesica felea. Saluran bilus yang keluar dari hepar distal. Ductus
hepaticus, saluran bilus dari vesica fellea dis. Ductus cycticus. Kedua ductus
ini bersatu untuk bermuara di intestine.
2. Pancreas
Merupakan
kelenjar terbesar kedua di dalam tubuh. Di dalam tubuh, pancreas memiliki
berperan rangkap, yaitu sebagi kelenjar eksokrin (menghasilkan getah pancreas)
dan sebagai kelenjar endokrin (menghasilkan insulin). Pancreas terdiri atas
pars exocrine dan pars endocrine (Eliyta, 2011)
III.
MATERI DAN METODE
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
Alat yang digunakan
dalam praktikum ini adalah gunting bedah, pinset, baki plastik, kertas milimeterblok, penggaris, dan buku
gambar.
3.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah beberapa spesies ikan yang
mewakili kelompok herbivora (Osteochilus
hasselti / ikan nilem), karnivora (Clarias
batrachus / ikan lele), dan omnivore (Oreochromis niloticus / ikan
nila).
3.2 Prosedur Kerja
Bagian anus ditusuk dan diarahkan ke atas tubuh ikan
Gunting diarahkan ke bagian atas sampai garis literal
Buka daging yang telah tergunting
Organ pencernaan digambar dan diberi nama
Lambung dan usus di ambil
Panjang lambung di ukur sampai dengan
usus
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Praktikum
|
|
||||||||||
|
Keterangan
gambar
1. Hati
2.Usus
3. Lambung
4. Empedu
5. Anus
|
||||
|
||||
|
Keterangan :
1. Hati
2. Lambung
3. Empedu
4. Usus
5. Anus
|
||||
|
||||
|
1. Hati
2. Usus
3. Lambung
4. Anus
4.2 Pembahasan
Pencernaan adalah
proses penyederhanaan makanan melalui mekanisme fisik dan kimiawi sehingga
makanan menjadi bahan yang mudah diserap dan diedarkan ke seluruh tubuh melalui
sistem peredaran darah. Sistem
pencernaan atau sistem gastrointestin, adalah sistem organ multisel yang menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan nutrien, serta
mengeluarkan sisa proses tersebut. Sistem pencernaan antara satu dengan
yang lainnya bisa sangat jauh berbeda.
Menurut
hasil praktikum yang telah kita lakukan, perbandingan antara ikan herbivora,
karnivora dan omnivora yaitu dilihat dari panjang usus masing – masing kelompok
ikan tersebut. Seperti pada ikan herbivora, panjang usus lebih panjang dari
panjang tubuh pada ikan tersebut. Sedangkan ikan karnivora, panjang usus lebih
pendek dari panjang tubuh ikan tersebut. Dan pada ikan omnivora,panjang usus
berada di antara panjang usus ikan karnivora dengan ikan herbivora (Nugrahani, 2012).
1.
Ikan
Nilem
Ikan Nilem (Osteochilus hasselti)
adalah salah satu jenis ikan air tawar yang hidup di tempat-tempat dangkal
dengan arus tidak terlalu deras seperti
danau, sungai dan rawa.
Sulastri et al.(1985) menyatakan
bahwa ikan Nilem termasuk ikan omnivora, karena ikan tersebut memakan tumbuhan
dan hewan yang menempel pada kerikil sebagai pakan alaminya. Pakan alami ikan
Nilem berupa fitoplankton, zooplankton, potongan tumbuhan, detritus,
gastropoda, cacing dan potongan hewan.
Sistem pencernaannya terdiri atas
lidah, hati, gastrum, intestine, pancreas, kantung empedu. Rahang ikan
mempunyai banyak gigi kecil berbentuk kerucut untuk mengunyah makanan dan
lidah kecil dalam di dasar rongga mulut membantu gerakan respirasi. Pyloric
value terpisah belakang dari intestine, tiga tubular pyloric caeca, fungsi
mengabsorpsi, mengambil ke intestine, dan tiga hati besar di dalam rongga tubuh
dengan kantung empedu dan saluran ke intestine (Nugrahani, 2012).
2. Ikan lele
Sistem
ikan Lele seperti kebanyakan ikan lainnya memiliki saluran pencernaan yang
terdiri dari mulut, rongga mulut, esofagus, lambung, usus, dan dubur. Usus yang
dimiliki ikan Lele lebih pendek dari panjang badannya. Hal ini merupakan ciri
khas jenis ikan karnivora. Sementara itu, lambungnya relatif besar dan panjang.
Selain itu Lele mempunyai kebiasaan makan di dasar perairan atau kolam (bottom
feeder). Berdasarkan jenis pakannya, Lele digolongkan sebagai ikan yang
bersifat karnivora (pemakan daging). Di habitat aslinya, Lele makan cacing,
siput air, belatung, laron, jentik-jentik serangga, kutu air, dan larva
serangga air. Karena bersifat karnivora, pakan tambahan yang baik untuk Lele
adalah yang banyak mengandung protein hewani. Jika pakan yang diberikan banyak
mengandung protein nabati, pertumbuhannya lambat.
Saluran
pencernaan ikan karnivora lebih pendek dari saluran ikan herbivora karena
daging yang dimakan memiliki dinding sel tipis berupa selaput sehingga lebih
mudah dicerna. Saluran pencernaan pada ikan karnivora hanya sepanjang tubuh
saja sedangkan pada ikan herbivora dapat mencapai tiga kali panjang tubuhnya.
Lambung ikan karnivora membesar dan berdinding tebal yang kuat mirip dengan
ampel pada ayam (Ngalemi Ginting, 2014).
3. Ikan nila
Ikan
nila adalah sejenis ikan konsumsi air tawar. Ikan ini diintroduksi dari Afrika
pada tahun 1969, dan kini menjadi ikan peliharaan yang populer di kolam- kolam
air tawar dan di beberapa waduk di Indonesia.
Saluran pencernaan pada ikan berturut-turut dari awal makanan
masuk ke mulut adalah sebagai berikut :
mulut-faring-esofagus-lambung-pilorus-usus-anus. Dalam beberapa hal ditemukan
adaptasi alat-alat tersebut terhadap makanan dan kebiasaan makanannya. Pada
ikan dengan saluran pencernaan ini, pencernaan dan makananannya dibantu dengan
lengkapnya hati dan pancreas (Effendie,2002).
Ikan nila termassuk
dalam ikan omnivora karena memiliki lambung dengan menyerupai bentuk kantung
dan usus sedang 5-6 kali panjang tubuh, sedangkan karnifora memiliki lambung
yang agak besar dan memanjang besar dengan usus yang pendek, dan ikan herbivora
memiliki lambung pendek, kecil dan hampir tidak ada tetapi memiliki usus yang
sangat panjang sehingga dapat beberapa kali lebih panjang dari tubuh ikan
(Effendie, 2002) .
V. PENUTUP
5.1 kesimpulan
Setelah melakukan praktikum
mahasiswa dapat mengenal bagian-bagian dari alat pencernaan makanan dari jenis
ikan herbivora, karnivora, omnivore. Adapun ikan yang termasuk jenis
herbivora adalah ikan nilem, karena ikan nilem memiliki usus yang panjang
sampai 11 kali lebih panjang dari tubuhnya. Sedangkan yang termasuk karnivora
adalah ikan lele, karena ikan lele memiliki usus yang pendek dari panjang
tubuhnya. Ikan yang omnivora adalah ikan nila, karena ususnya lebih panjang 5
kali dari tubuhnya, tapi dibandingkan dengan herbivora, panjang ususnya lebih
panjang herbivora.
5.2 Saran
Mahasiswa diharapkan untuk berhati-hati dalam pembedahan
perut ikan agar tidak terkena organnya.
VI.
DAFTAR PUSTAKA
Effendie,2002. Biologi Dasar. Media Press. Jakarta.
Eliyta. 2011. Sistem
Digesti. Universitas Negeri Semarang. Semarang.
Gunarso,w. 2009. Dasar-dasar Histologi. Erlangga. Jakarta.
Kimball. 2006. Biologi. Erlangga. Jakarta.
Nugrahani, Wina Pratiwi. 2012. Anatomi Ikan Nilem dan Ikan Lele. http://id.scribd.com/ doc/109908648/Laporan-Anatomi-Ikan-Dan-Kadal,
diakses pada tanggal 31 Mei 2015
Ngalemi Ginting. 2014. Anatomi dan Sistem Pencernaan.Universitas Jambi. Jambi
Rasyid.
2012. Pencernaan Ikan. Universitas
Sriwijaya. Sumatera Selatan
Komentar
Posting Komentar