Laporan Praktikum Kenautikaan



LAPORAN PRAKTIKUM
KENAUTIKAAN



Oleh : Kelompok 4
Guntur Gumilar Putra             H1K013047
Rifki Krisna Wibowo              H1K013048
Iqbal Muhammad B .              H1K013049 
Muhammad Riski Ardianto     H1K013050
Muhammad Ramadhan N.F.   H1K014007
Itha Latifah                              H1K014012
Ratri Cahyani                          H1K014021
Rois Ferdinansyah                   H1K014024
M. Faris Mutasim                    H1K014025  
Nidaun Hanafiah                     H1K014026
Agni Noor Muhammad           H1K014031
Satrio Aryo Putro                    H1K014036
Rr. Diah Febri Astuti               H1K014042
Firmansyah Aldhi R.               H1K014046 
M. Faiz Fauzhai                       H1K01404


KEMENTERIAN RISET TEKHNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2017
I.                   PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Keselamatan Pelayaran didefinisikan sebagai suatu keadaan terpenuhinya persyaratan keselamatan dan keamanan yang menyangkut angkutan di perairan dan kepelabuhanan. Terdapat banyak penyebab kecelakaan kapal laut; karena tidak diindahkannya keharusan tiap kendaraan yang berada di atas kapal untuk diikat (lashing), hingga pada persoalan penempatan barang yang tidak memperhitungkan titik berat kapal dan gaya lengan stabil. Dengan demikian penyebab kecelakaan sebuah kapal tidak dapat disebutkan secara pasti, melainkan perlu dilakukan pengkajian.
Ada beberapa penyebab terjadinya kecelakaan pelayaran yaitu Faktor manusia Faktor manusia merupakan faktor yang paling besar yang antara lain meliputi:Kecerobohan di dalam menjalankan kapal,kekurang mampuan awak kapal dalam menguasai berbagai permasalahan yang mungkin timbul dalam operasional kapal, secara sadar memuat kapal secara berlebihan. Faktor teknis Faktor teknis biasanya terkait dengan kekurang cermatan di dalam desain kapal, penelantaran perawatan kapal sehingga mengakibatkan kerusakan kapal atau bagian-bagian kapal yang menyebabkan kapal mengalami kecelakaan, terbakarnya kapal seperti yang dialami Kapal Tampomas diperairan Masalembo, Kapal Livina. Faktor alam Faktur cuaca buruk merupakan permasalahan yang seringkali dianggap sebagai penyebab utama dalam kecelakaan laut. Permasalahan yang biasanya dialami adalah badai, gelombang yang tinggi yang dipengaruhi oleh musim/badai, arus yang besar, kabut yang mengakibatkan jarak pandang yang terbatas.
1.2. Perumusan Masalah
Bagaimana factor factor factor yang mepengaruhi pelayaran
1.3. Tujuan
Untuk mengetahui factor factor yang mempengaruhi pelayaran
1.4. Manfaat
Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi pelayaran


II. TINJAUAN PUSTAKA
Perairan   Indonesia   adalah  laut  teritorial  Indonesia beserta perairan kepulauan dan perairan pedalamannya. Pelayaran  adalah  satu  kesatuan  sistem  yang  terdiri  atas angkutan  di  perairan, kepelabuhanan,  keselamatan  dan keamanan, serta perlindungan lingkungan maritim. Angkutan  di  Perairan  adalah  kegiatan  mengangkut dan/atau  memindahkan  penumpang  dan/atau  barang dengan menggunakan kapal. Angkutan  Laut  Khusus  adalah  kegiatan  angkutan  untuk melayani  kepentingan  usaha  sendiri  dalam  menunjang usaha pokoknya.
Pelayaran diselenggarakan dengan tujuan: memperlancar  arus  perpindahan  orang  dan/atau  barang, melalui  perairan  dengan  mengutamakan  dan  melindungi angkutan di perairan dalam rangka memperlancar kegiatan perekonomian nasional; membina jiwa kebaharian; menjunjung kedaulatan negara; menciptakan  daya  saing  dengan  mengembangkan  industri angkutan perairan nasional; menunjang,  menggerakkan,  dan  mendorong  pencapaian tujuan pembangunan nasional; memperkukuh  kesatuan  dan  persatuan  bangsa  dalam rangka perwujudan Wawasan Nusantara; dan meningkatkan ketahanan nasional.
Semua  kegiatan  angkutan  di  perairan,  kepelabuhanan, keselamatan  dan  keamanan  pelayaran,  serta  perlindungan lingkungan maritim di perairan Indonesia; semua kapal asing yang berlayar di perairan Indonesia; dan semua kapal berbendera Indonesia yang berada di luar perairan Indonesia. Keselamatan  dan  keamanan  pelayaran  meliputi keselamatan  dan  keamanan  angkutan  di  perairan, pelabuhan, serta perlindungan lingkungan maritim. Penyelenggaraan  keselamatan  dan  keamanan  pelayaran sebagaimana  dimaksud  dilaksanakan  oleh Pemerintah.
Keselamatan  dan  keamanan  angkutan  perairan  yaitu kondisi terpenuhinya persyaratan:
1.      kelaiklautan kapal; dan
2.      kenavigasian.
Kelaiklautan  kapal    wajib  dipenuhi  setiap  kapal   sesuai  dengan daerah-pelayarannya yang meliputi:
1.      keselamatan kapal;
2.      pencegahan pencemaran dari kapal;
3.      pengawakan kapal;
4.      garis muat kapal dan pemuatan;
5.      kesejahteraan Awak Kapal dan kesehatan penumpang;
6.      status hukum kapal;
7.      manajemen keselamatan dan pencegahan pencemaran dari kapal; dan
8.      manajemen keamanan kapal.
Pemenuhan  setiap  persyaratan  kelaiklautan  kapal sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  (1)  dibuktikan  dengan sertifikat dan surat kapal.


III. PEMBAHASAN
3.1. Faktor Internal
Aspek - aspek yang mempengaruhi olah gerak kapal dari dalam menurut Sutini (2003) meliputi :
1.      Bentuk kapal
2.      Macam dan kekuatan mesin
3.      Jumlah, tempat dan macam baling – baling
4.      Jumlah tempat, macam bentuk dan ukuran daun kemudi
5.      Sarat
6.      Trim
7.      Keadaan muatan
8.      Teritip
3.2. Faktor Eksternal
Sebuah kapal yang berlayar pastinya telah memiliki tujuan pelayaran. Pada dasarnya, tujuan pelayaran telah ditetapkan sebelumnya ketika kapal akan berlayar dan direpresentasikan oleh suatu bentuk trajectory. Akan tetapi, terkadang pelayaran tidak dapat memenuhi trajectory yang diharapkan. Hal tersebut disebabkan kondisi di laut yang memang memiliki berbagai kondisi ketidakpastian seperti gangguan berupa angin, arus, dan gelombang (Fossen, 1994)
1. Gelombang
Gerak sebuah kapal yang terapung di permukaan laut hampir selalu berupa gerak osilasi. Gerakan-gerakan yang mengandung komponen vertikel menimbulkan dampak perubahan displasement kapal, oleh karenanya pada gerakan tersebut akan selalu timbul gaya pengembali yang berusaha mengembalikan posisi kapal seperti semula, termasuk didalamnya gerakan ungkit, oleng dan junglit. Pada gerak oleng, ungkit dan jungkit, kapal berada dalam keadaan stabil dan juga menimbulkan gaya dinamis yang menyebabkan terjadinya getaran, sedangkan gerakan lainnya, kapal berada dalam kondisi keseimbangan indifrent (Bhattacharyya,1978).
Pada umumnya kecepatan gelombang lebih besar dari pada kecepatan kapal-kapal dengan kecepatan sedang, atau gelombang dengan λ yang besar, sehingga gelombang akan melambung kapal. Hanya kapal-kapal cepat yang pada umumnya melambung gelombang, terutama bila kapal tersebut berlayar pada gelombang dengan λ yang tidak terlalu besar. Gelombang yang terjadi dilaut dianggap sebagai hasil paduan dari banyak gelombang reguler. Gelombanggelombang reguler yang saling terpadu membentuk gelombang alami dilaut mempunyai periode dan arah rambatan yang berbeda-beda (Ariany, 2007).
Jalur perairan yang berombak tidak hanya memaksa kapal bergoyang/bergerak dinamis, akan tetapi juga menimbulkan penganjlokan kecepatan kapal atau dengan kata lain ombak menimbulkan tahanan hambatan kapal. Disamping kecepatan kapal anjlok karena meningkatnya hambatan kapal pada perairan yang berombak, seringkali juga kecepatan kapal sengaja diturunkan. Penurunan kecepatan yang disengaja ini bertujuan untuk menghindari terjadinya gerakan kapal yang terlalu besar, yang sedapat mungkin menimbulkan kerusakan pada lambung kapal (Ganding, 1996).
2. Angin
Tekanan angin pada bangunan atas kapal. Tekanan angin ini sangat mempengaruhi kecepatan, terutama bila arah angin berlawanan dengan arah laju kapal, dan kapal mempunyai bangunan atas yang relatif besar, seperti kapal penyebrang, kapal penumpang dan kapal pengangkut ternak, dalam kondisi tertentu pula kapal kontainer yang di atas decknya sedang dimuati kontainer (kosong) sampai batas tertinggi yang diizinkan (Ariany, 2007). Pada kapal yang sedang maju haluan akan cenderung mencari angin sebab bila kapal mendapat tekanan dari salah satu sisi maka kapal akan miring ke arah datangnya angin. Haluan juga akan mengarah ke arah datangnya angin.
3. Arus
            Kapal yang berlayar akan terpengaruh oleh arus, pengaruh tersebut akan membawa kapal menuju kedudukan yang merupakan garis hasil (resultan) antara gaya pendorong dan arah serta kekuatan arus. Arus akan sangat mempengaruhi badan kapal terutama jika arus bergerak melinting kapal. Dalam kapal pada saat melaju pada haluan pedoman namun karena adanya arus kapal berbelok dari haluan pedoman dan sudut yang terbentuk antara haluan pedoman dengan haluan yang ditimbulkan oleh arus disebut rimban (Sitepu, 1996)
4. Kedalaman
Jika kapal melaju pada daerah yang dangkal maka akan timbul gelombang haluan dan yang tinggi di depan kapal, dan dibagian tengah akan timbul lembah gelombang dan dibelakang timbul gelombang buritan yang tinggi. Jika kecepatan kapal bertambah maka tinggi gelombangnya akan bertambah dan sebaliknya, karena lembah gelombang berada di tengah-tengah, maka kapal akan turun , karena dari kedudukan gelombang tersebut, maka objek (kapal) akan mencari keadaan seimbang terhadap keadaan jika diam. Dalam hal ini dinamakan kapal mengalami SQUAT, yaitu penyebab dari penurunan yang sejajar dan trim yang baru. Besarnya nilai SQUAT tergantung dari bentuk kapal, kecepatan kapal, kedalaman alur dan lebar alur. Jika UKC (Under Keel Clerarence) pada kapal kecil maka kapal dapat kandas (Sutini, 2003).



IV. KESIMPULAN
            Dalam pelayaran etika serta faktor faktor baik faktor internal harus diperhatikan agar aktivitas pengemudian kapal dapat terlaksana dengan teratur dan seimbang guna menghindari resiko yang ada dalam pengemudian kapal. Faktor internal yang mempengaruhi gerak kapal meliputi bentuk kapal, macam dan kekuatan mesin, jumlah, tempat dan macam baling – baling, jumlah tempat, macam bentuk dan ukuran daun kemudi, sarat, Trim, Keadaan muatan, dan Teritip. Sedangkan Faktor Eksternal meliputi gelombang, angin, kedalaman, dan arus.


DAFTAR PUSTAKA
Ariany, Zulfaidah. 2007. Penambahan Hambatan dalam Perhitungan Tahanan Kapal Akibat Gerak Kapal pada Gelombang. Teknik. vol. 28 (2) : 180-184.
Bhattacharyya, R. 1978. Dynamics of Marine Vehicles. John Willey & Sons, New York
Fossen, T.I. 1994. Guidance and Control of Ocean Vehicles. USA: John Willey & Sons,Inc,
Ganding, Sitepu. 1996. Gerak Kapal. Jurusan Perkapalan. Universitas Hasanuddin, Makassar.
Sutini, Capt. 2003. Analisis Olah Gerak Kapal pada Saat Memasuki Alur Pelayaran Sempit dan Dangkal. Semarang : STIMAT AMNI.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN PRAKTIKUM IKHTIOLOGI SISTEM PENCERNAAN IKAN

laporan praktikum akustik dan telemetri kelautan : TARGET STRENGTH

Laporan Praktikum Koralogi